Desa Loa Pari Garap Wisata Alam Untuk Dongkrak PADes
TENGGARONG – Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, sedang mempersiapkan gebrakan besar untuk mendongkrak Pendapatan Asli Desa (PADes) dengan mengembangkan destinasi wisata alam. Berkonsep camping ground, proyek ini diharapkan tidak hanya menjadi sumber pendapatan baru tetapi juga menjadi penggerak ekonomi masyarakat lokal.
Kepala Desa Loa Pari, Ketut, menjelaskan bahwa pengembangan destinasi wisata ini adalah upaya inovatif setelah usaha grosir alat tulis kantor (ATK) yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sejak 2017 terdampak pandemi COVID-19.
“Pada 2018, usaha grosir ATK BUMDes kami menyumbang PADes lebih dari Rp12 juta. Namun, pandemi melumpuhkan sektor usaha ini, sehingga kami harus beradaptasi dengan ide-ide baru yang lebih relevan, salah satunya melalui wisata alam,” ujar Ketut, Sabtu (30/11/2024).
Destinasi wisata baru ini akan menawarkan pengalaman kemping di tengah keindahan alam Desa Loa Pari. Pengelola berencana menyediakan fasilitas pendukung seperti perlengkapan kemping, penerangan, area api unggun, hingga toilet modern untuk memastikan kenyamanan wisatawan.
“Kami ingin memberikan pengalaman kemping yang unik dan nyaman, sehingga pengunjung tidak hanya menikmati alam tetapi juga mendapatkan layanan terbaik,” tambah Ketut.
Sebagai langkah awal, pemerintah desa telah mengalokasikan dana untuk pemasangan instalasi listrik dan penerangan di area wisata. Progres pembangunan kini telah mencapai 20 persen, dengan target penyelesaian penuh pada 2026.
“Kami memprioritaskan infrastruktur dasar terlebih dahulu, seperti listrik dan penerangan, untuk memastikan area wisata ini mudah diakses. Kami optimistis, destinasi ini akan siap menarik pengunjung pada waktunya,” jelas Ketut.
Selain meningkatkan PADes, pengembangan destinasi wisata ini juga bertujuan menciptakan lapangan kerja baru bagi warga desa. Ketut menegaskan bahwa pengelolaan wisata ini akan melibatkan masyarakat secara aktif, sehingga manfaat ekonominya bisa dirasakan langsung oleh penduduk setempat.
“Wisata ini tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan desa, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat. Kami ingin warga desa menjadi bagian dari pengelolaannya, sehingga tercipta peluang kerja baru,” tegasnya.
Ketut optimistis destinasi wisata ini akan menjadi daya tarik utama Desa Loa Pari, sekaligus memperkenalkan potensi alamnya kepada khalayak luas. Dengan terobosan ini, Desa Loa Pari diharapkan mampu bangkit dari keterpurukan pascapandemi dan menjadi desa yang mandiri secara ekonomi.
“Kami yakin, ini adalah langkah besar untuk Loa Pari. Selain memberikan pengalaman wisata yang berkesan, proyek ini akan memperkuat perekonomian desa secara berkelanjutan,” tutupnya.