Kampung Kopi Luak Desa Perangat Baru Sukses Jadi Magnet Wisata Bagi Pencinta Kopi
TENGGARONG- Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil meciptakan magnet wisatabaru bagi para pencinta kopi. Lokasi tersebut adalah Kampung Kopi Luak yang berada di Desa Perangat Baru, Kecamatan Marangkayu.
Miliki lahan perkebunan kopi seluas 60 Hektar (Ha), banyak pengunjung datang khusus kesana untuk merasakan sensasi memanen biji kopi dan menyaksikan proses pengolahan kopi luwak yang unik. Juga tak sedikit pencinta kopi datang kesana untuk merasakan sensasi menyeruput kopi langsung di kebunnya.
Di desa yang terle di Kilometer 60, Jalan Poros Samarinda-Bontang tersebut. Para petani bukan hanya sekedar mengembangkan perkebunan kopi, tetapi juga turut mengembang biakkan musang luwak, sehingga tak heran jika di Kampung Wisata Kopi Luwak itu, bisa menghasilkan biji kopi luwak berkualitas yang mencapai hingga 1 ton per tahun.
Wisata Kampung Kopi Luwak ini, berdiri sejak tahun 2000 lalu. Awalnya, pada tahun 1997 silam, para petani kopi yang mulai mengembangkan perkebunan kopi di kawasan ini belum menyadari bahwa biji kopi hasil dari kotoran luwak bisa diolah menjadi minuman kopi yang nikmat dan berkhasiat.
“Dari tahun 1997, waktu itu awalnya kopi luwak itu ya kotoran, petani tidak ambil karena kesannya kotoran,” kata Kepala Desa Prangat Baru Fitriati.
Ia kemudian menjelaskan pada tahun 2000-an itu, ada ahli kopi dari Jakarta yang berkunjung ke Kampung Kopi, dan menjelaskan bahwa biji kopi putih dari kotoran luwak masih bisa diolah menjadi minuman kopi yang enak, nikmat dan memiliki khasiat menyehatkan bagi tubuh.
Sejak saat itulah, petani kopi disana akhirnya mulai mengumpulkan biji kopi putih dari kotoran luwak, untuk kemudian diolah menjadi minuman kopi luwak yang bisa dinikmati langsung oleh para pengunjung.
“Awalnya petani masih ragu, apakah halal atau tdak karena kan berasal dari kotoran luwak, tetapi setelah MUI menyatakan halal, barulah kita mulai mengembangkan biji kopi luwak hingga saat ini,” tandasnya. (ADV)