Asap Rokok dan BABS Jadi Pemicu Utama Stunting di Kukar, Sekkab Sunggono Serukan Aksi Nyata
TENGGARONG – Paparan asap rokok dan kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) menjadi penyebab utama tingginya angka stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Hal ini diungkapkan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kukar, Sunggono, yang menyoroti dampak buruk dua kebiasaan tersebut terhadap kesehatan anak-anak.
Menurut Sunggono, berdasarkan hasil monitoring kasus stunting di Kukar, hampir semua kasus berkaitan dengan paparan asap rokok. “Intervensi yang kami lakukan selama tiga bulan belum menunjukkan hasil signifikan. Asap rokok ini menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan anak, terutama yang masih dalam masa emas pertumbuhan,” jelasnya, Selasa (19/11/2024).
Ia juga menyoroti kebiasaan BABS yang masih banyak terjadi, terutama di wilayah pesisir dan bantaran sungai. “BABS menyebabkan lingkungan tercemar, meningkatkan risiko infeksi, dan memperburuk masalah stunting. Selain itu, rendahnya kepemilikan jamban sehat menjadi tantangan besar bagi kami,” tambahnya.
Sunggono menekankan pentingnya edukasi perilaku hidup sehat dan gizi seimbang sebagai langkah utama dalam memerangi stunting.
“Kami mendorong pemberian makanan tambahan berbasis bahan lokal, seperti pisang dan ubi, yang mudah diakses masyarakat. Selain itu, konseling intensif bagi orang tua juga diperlukan untuk memastikan pola asuh dan pola makan anak yang tepat,” katanya.
Sebagai langkah konkret, Pemkab Kukar juga terus melakukan audit stunting yang melibatkan calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita. Audit ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dan penyebab stunting secara mendalam.
“Audit ini mencakup pembentukan Tim Audit, pelaksanaan audit lapangan, hingga evaluasi hasil dan tindak lanjut. Dengan pendekatan ini, kami berharap dapat memetakan masalah secara akurat dan memberikan solusi yang tepat sasaran,” tegasnya.
Sunggono mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari keluarga hingga pemerintah desa, untuk bersinergi dalam menurunkan angka stunting di Kukar. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan semua pihak sangat diperlukan agar angka stunting dapat turun signifikan. Harapannya, kita bisa mencapai target zero stunting dalam waktu dekat,” ujarnya penuh optimisme.