Kelurahan Melayu Kembangkan Manajemen Sampah Plastik Bernilai Ekonomis
TENGGARONG- Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), tengah berupaya mengembangkan manajemen sampah di wilayahnya.
Upaya ini merupakan wujud kepedulian mereka terhadap kebersihan lingkungan dan sekaligus upaya meningkatkan perekonomian di komunitas setempat.
Lurah Melayu, Aditya Rahkman, menjelaskan bahwa saat ini, banyak orang cenderung menganggap sampah plastik tidak memiliki nilai ekonomi.
Namun, sampah tersebut memiliki potensi nilai jika dikelola dengan benar. Salah satu cara efektif adalah dengan mendirikan bank sampah, yang berfungsi untuk menilai dan memilah sampah yang memiliki nilai ekonomi.
“Selain membantu menjaga kebersihan lingkungan, bank sampah akan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga yang berpartisipasi dalam pengelolaannya,” ujarnya, Jumat (27/10/2023).
Aditya menjelaskan bahwa untuk merealisasikan semua upaya ini, pihak kelurahan berencana untuk mendirikan pusat bank sampah kelurahan.
Mereka berharap pada 2024 pusat bank sampah di Kelurahan Melayu akan mulai beroperasi. Ini akan memerlukan peralatan yang sesuai, seperti mesin pencacah sampah.
Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh kelurahan saat ini, yaitu masalah lokasi yang strategis untuk membangun pusat bank sampah. Saat ini, belum ada lokasi yang ideal yang dapat digunakan oleh pihak kelurahan.
Aditya juga menyampaikan bahwa saat ini, ada empat unit bank sampah yang dikelola oleh warga Melayu.
Meskipun program ini belum berjalan secara optimal, hal ini disebabkan oleh perbedaan budaya dan kondisi di masing-masing RT serta tingkat kesadaran warga.
Saat ini, terdapat lima Rukun Tetangga (RT) yang telah memiliki unit bank sampah. Salah satunya terletak di Kelurahan Induk dan satu unit lainnya di RT 47, RT 38, RT 42, dan RT 44.
“Jadi, rencana kami adalah mengembangkan empat unit bank sampah ini karena melalui inisiatif ini, kami dapat lebih efisien dalam pengelolaan dan penjualan sampah,” tandas Aditya.(rai/ADV)